Senin, 18 Januari 2010

Pembangunan PLTU Terhenti Tenaga Kerja Sejumlah Subkontraktor Mogok Akibat Belum Dibayar

PEMBANGUNAN PLTU batu bara di Desa Kanci Kulon, Kec. Astanajapura, Kab. Cirebon pada Oktober lalu. Projek tersebut saat ini tersendat pengerjaannya, sehingga banyak pekerja yang dirumahkan. Hal itu diduga karena investor asing belum mau mengucurkan dana tahap kedua. Meskipun ada aktivitas pengerjaaan hanya sebagian kecil saja.* AKIM GARIS/"PR"
SUMBER, (PR).-
Proses pembangunan megaprojek pembangkit listrik tenaga uap ( PLTU) batu bara senilai Rp 7 triliun di Desa Kanci Kulon, Kec. Astanajapura, Kab. Cirebon terhenti. Hal itu menyusul mogoknya para tenaga kerja sejumlah subkontraktor beberapa hari terakhir ini. Perusahaan tempat mereka bekerja belum dibayar oleh PT Cirebon Electric Power (CEP) selaku pelaksana projek.
Menurut keterangan yang dihimpun, Rabu (23/12), saat ini investor belum mau mengucurkan dana tahap kedua senilai Rp 2,6 triliun kepada PT CEP akibat banyaknya permasalahan yang muncul di lapangan. Antara lain terkait pembebasan tanah, analisis mengenai dampak lingkungan (amdal), dan persoalan dengan para petani kerang hijau. Bahkan, hal itu sudah masuk dalam ranah hukum di Pengadilan Negeri (PN) Sumber, Kab. Cirebon.
"Sepertinya investor asing juga terpengaruh dengan banyaknya aksi unjuk rasa, baik yang dilakukan di sekitar lokasi projek maupun di luar," kata seorang sumber yang tidak bersedia disebutkan jati dirinya.
Ia menjelaskan, dampak dari dihentikannya pasokan dana tahap kedua itu pun berimbas kepada dirumahkannya sekitar 2.000 karyawan sejumlah perusahaan yang turut mengerjakan projek.
Diperoleh informasi, penghentian projek yang didanai pihak swasta itu akan berlangsung hingga Maret 2010 mendatang. Namun, dimulainya kembali pengerjaan projek juga sangat bergantung pada situasi yang terkait dengan persoalan hukum dan konflik dengan warga sekitar dapat diselesaikan.
Tak ada aktivitas
Hingga Rabu (23/12), di sekitar lokasi projek tidak ada aktivitas pekerja dalam jumlah besar. Kondisi ini sangat berbeda dengan beberapa hari sebelumnya. Saat itu para pekerja sibuk mengerjakan konstruksi besi dan membuat dermaga yang menjorok ke laut.
Akibat terhentinya aktivitas projekt, sejumlah warung nasi yang biasa menjadi tempat makan para pekerja sekarang menjadi sepi. Bahkan, ada yang tutup dan pemiliknya memilih pulang kampung untuk sementara.
Sementara itu, Humas PT CEP Eri Haryanto yang dikonfirmasi wartawan melalui telefon mengatakan, untuk saat ini tidak dalam kapasitas memberikan keterangan apa pun. Permasalahan tersebut sudah ditangani Presiden Direktur di Jakarta. "Di lokasi projek saat ini masih ada aktivitas," katanya singkat.
Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kab. Cirebon E. Rusamana mengaku belum mendapat keterangan dan kepastian terkait kabar penghentian pengerjaan PLTU yang melibatkan banyak tenaga kerja tersebut.
Di tempat terpisah, Ketua LSM Rakyat Penyelamat Lingkungan (Rapel) dan Ketua Umum PC PMII Cirebon Mohammad Aan Anwarudin, mengaku, mendengar kabar penghentian projek PLTU.
"Namun, sikap kami bulat yakni masalah analisis mengenai dampak lingkungan PLTU harus diselesaikan. karena menyangkut hak-hak masyarakat," kata Aan. (C-16/A-146)***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar